Mengenai Saya

Foto saya
Hidup itu Pilihan.. Antara Bahagia dan Sedih :)

Minggu, 18 Desember 2011

KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN (Tugas 3)

1. PENGERTIAN KOMUNIKASI
      Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'.
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara
sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu
dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).
      
      Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi
pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit.

      Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif, komunikasi bertujuan atau komunikasi tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat di pahami oleh pihak lain. Akan tetapi komunikasi akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

2. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
    Dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi karena merupakan suatu bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan pernah terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam komunikasi itu memiliki hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Unsur-unsur komunikasi yaitu:
      
        1.  Komunikator / pengirim / sender. Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada
             komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok atau organisasi pengirim berita. Komunikator
             bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang cocok untuk
             menyampaikan pesan tersebut, dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik.
             Untuk itu seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan
             dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara
             menyampaikannya.
        2.  Komunikan / penerima / receiver. Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh
             komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti
             isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan umpan balik
             kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara
             sempurna.
       3.   Saluran / media / channel. Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator
             kepada komunikan dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran
             atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda
             seperti telepon, televisi, fax, fotocopy, email, sandi morse, semaphore, sms, dan sebagainya.
             Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan
            (Wursanto, 1994).

3.  Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi       
            Suatu hubungan komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi sangat penting dan dibutuhkan
karena dengan adanya komunikasi maka kita sebagai manusia bisa berhubungan dengan orang lain dan saling
bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan kita maupun seseorang dalam bekerja atau menjalani
kehidupan sehari - harinya.

       Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antara atasan bawahan perlu membicarakan komunikasi secara lebih terperinci dan mendalam mengenai pekerjaan yang dijalani. Dalam hal ini, perlu ada yang menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi yang harus di pertimbangkan terlebih dahulu, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil dan yang akan dilakukan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi. Disisi lain, akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang agak sulit dijalankan. Berikut ini merupakan tahapannya :
      
       1. IDE (gagasan) : Pengirim
     2. PERUMUSAN : Ide si Pengirim disampaikan dalam kata-kata.
       3. PENYALURAN (transmitting) : Lisan, tertulis, mempergunakan symbol atau isyarat.
       4. TINDAKAN : Perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
       5. PENGERTIAN : Kata-kata si Pengirim yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si Penerima.
       6. PENERIMAAN : Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Dalam membina kerjasama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi. Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya karena dalam akhir dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi.

4. Hambatan-Hambatan Komunikasi
  
Banyak hambatan-hambatan yang kita lalui pada saat berkomunikasi, yaitu :
    1. Mendengar
        Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada disekeliling
        kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang
        ingin kita dengar.
    2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
    3. Menilai sumber
        Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan
        informasi suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
    4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak
        sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran diantara
        pengirim dan si penerima pesan.
    5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai
        dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda
        bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau
        satu jam kemudian.
    6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten
        Gerak gerik ketika kita berkomunikasi - tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita
        pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita, mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.
    7. Pengaruh emosi
        Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi apapun seperti berita atau
        informasi yang diberikan. Tidak akan diterima dan ditanggapi.
    8. Gangguan
        Gangguan itu berbagai macam hal bisa tiba-tiba kita kehilangan sinyal pada saat berkomunikasi jarak
        jauh atau tiba-tiba ada kecelakaan yang menimpa kita dan sebagainya.

5. Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi

 1. Dari segi sifatnya :
     a. Komunikasi Lisan
         Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunikasi dapat memberikan timbal
         balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.
     b. Komunikasi Tertulis
         Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan merasa
         kesulitan dalam memahami maksud dan tujuan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai
         dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan aoa yang telah di pelajari sebelumnya, maka
         ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak langsung,
         artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat
         memberikan suatu umpan balik secara langsung namun dengan berkembangnya teknologi saat ini,
         maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun umpan balik dapat diberikan 
         secara cepat baik melalui telepon, email, dll.
     c. Komunikasi Verbal
     d. Komunikasi Non Verbal
2. Menurut Keresmiannya :
     a. Komunikasi Formal
     b. Komunikasi Informal

a. Komunikasi Informal
    - Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu
       organisasi.
    - Komunikasi Informal (The grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas desus atau kabar angin dari
       mulut ke mulut dari satu ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa
       dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
    - Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini
      untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai
      mengakibatkan timbulnya desas desus yang meresahkan karyawan)

1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa :
    a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan
        kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
    b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur
        dengan baik , tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.
    c. Intonasi suara. akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya
        bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan
        hambatan dalam berkomunikasi.
    d. Humor. dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa
        dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik
        dan psikis harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
    e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada
        pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
    f.  Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti
        bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau
        memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi non Verbal
    Komunikasi non Verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
    memberikan arti pada komunikasi verbal.
    Yang termasuk komunikasi non verbal :
    a. Eskpresi Wajah
        Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana
        emosi seseorang.
    b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata
        selama berinteraksi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
        dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga
        memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
    c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada
        komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional,
        kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
    d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan
        ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan mereflesikan emosi, konsep diri, dan tingkat
        kesehatannya.
    e. Sound (Suara). Rintihan, menarik napas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan
        pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk
        komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
    f.  Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian
        total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukkan kaki atau menggerakkan tangan selama bicara
        menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.


6. Faktor - Faktor Perubahan Organisasi
 A. Perubahan Organisasi
 Terjadi perubahan besar-besaran di dunia bisnis dari sektor komputer sampai jasa keuangan, dari sektor
 telekomunikasi sampai layanan kesehatan.
 Saat ini banyak organisasi sepakat bahwa kehidupan berorganisasi semakin menjadi tidak pasti, seiring
 dengan langkah perusahaan yang makin terpacu dan masa depan menjadi makin sulit diprediksi. Namun
 demikian semua sepakat perubahan semakin cepat terjadi.
 Dunia bisnis sedang dan akan terus mengalami perubahan yang makin cepat, walau arah perubahan tidak
 mudah diprediksi. Alhasil para manager dan pembuat keputusan perlu lebih memahami kemana angin
 perusahaan bertiup, karena setiap waktu dapat menentukan hidup matinya perusahaan. Dengan kata lain
 mereka mesti harus mampu menganalisa faktor-faktor pemicu perubahan organisasi.

  1. Pemicu Perubahan dari Lingkungan
      Unsur-Unsur lingkungan perusahaan
    a. Pasar yang dilayani perusahaan (klien atau konsumen)
    b. Pemasok
    c. Lembaga Pemerintah dan Parlemen
    d. Asosiasi niaga
    e. Pesaing
    f.  Lembaga Keuangan
    g. Pemasok Tenaga Kerja
    h. Tingkat Pengangguran
    i.  Kondisi Perekonomian
    j.  Kemajuan Teknologi
    k. Perkembangan Sistem Komputer dan Informasi
    l.  Perkembangan e-commerce dan penggunaan internet

Lingkungan sebuah perusahaan juga mencakup faktor-faktor pengaruh yang lebih luas lagi seperti:
 a. Globalisasi
 b. Reformasi Politik
 c. Serikat pekerja
 d. Perubahan status perusahaan dari milik negara menjadi swasta atau sebaliknya
 e. Perubahan demografis dan struktur keluarga

 2. Pengaruh PETS (Politik, Ekonomi, Teknologi dan Sosial)
 a. PETS mempengaruhi perusahaan pada strategi, struktur dan operasi termasuk kebijakan SDM
 b. PETS merupakan metafora agar kita bisa membedakan berbagai aspek lingkungan perusahaan dan
     kaitan spesifikasinya dengan perusahaan sebagai pemicu perubahan.

 3. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Teknologi
 a. Bersumber pada sikap mengacuhkan perubahan lingkungan teknologi ( contoh : Singer, Oliveti )
 b. Internet merupakan faktor terpenting dan menyentuh hampir semua aspek operasional perusahaan
 c. Penggunaan internet bukannya tanpa masalah, karena staf menggunakan e-mail dan internet di tempat
     kerja mencemaskan para atasan sebab pengunaan e-mail menyimpang dari pekerjaannya.

 4. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Politik
 a. Perubahan lingkungan politik tidak saja langsung mempengaruhi perusahaan, tetapi juga berimbas pada
     perubahan lingkungan ekonomi.
 b. BBM naik daya beli masyarakat rendah.
 c. BBM turun akan memperngaruhi penerimaan pajak dan dampak negatifnya kemampuan pemerintah
     dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan berkurang.

 5. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Sosial Budaya
 a. Harapan kenaikan standar hidup secara terus menerus sementara peluang pekerjaan permanen yang
     aman makin langka.
 b. Faktor demografis membuat berlimpahnya jumlah kamu muda memasuki pasar kerja.
 c. Perubahan struktur keluarga dimana kaum perempuan juga berharap dapat meniti karier seperti layaknya
     suami mereka.
Perusahaan juga dituntut meningkatkan perhatian pada aspek kreatifitas karyawan dengan melakukan
penataan sistem untuk mendorong inovasi.

6. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Ekonomi
a. Pesaing
b. Kurs mata uang
c. Pajak
d. Perijinan
e. Standar Gaji Minimum

7. Pemicu Perubahan Internal
 a. Serikat buruh yang makin berpengaruh
 b. Pergantian direktur atau manager
 c. Perubahan struktur administrasi
 d. Penataan kelompok kerja
 e. Perubahan tata ruang kantor / pabrik
 f. Pembelian sistem TI baru
 g. Strategi pemasaran baru
 h. Pemotongan lembur
 i.  Perampingan staf
 j.  Penguatan bagian tertentu seperti riset dan pengembangan

B. Respon Perusahaan terhadap Perubahan

1. Perkembangan historis yang membawa perubahan :
a. Secara umum, melalui siklus inovasi berbasis industri yang menggerakkan perusahaan melalui serentetan
    perkembangan penting
b. Secara lebih spesifik, melalui daur hidup perusahaan itu sendiri, yang tercermin pada sejarah khas
    perusahaan dari sejak organisasi berdiri hingga periode eskpansi dan penurunan yang berguna dalam
    menjelaskan "kekhasan" strategi dan struktur, budaya, politik dan gaya kepemimpinan yang berlaku pada
    perusahaan tersebut.

2. Lingkungan Eksternal
a. Lingkungan politik
b. Hukum
c. Ekonomi
d. Teknologi
e. Sosial Budaya (PETS)

3. Lingkungan Internal
    Perusahaan yang mencakup perubahan-perubahan organisasi berupa respon awal terhadap perubahan
    lingkungan eksternal dan temporal.

7. Ciri-Ciri Pengembangan Organisasi
 Suatu strategi pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai dan
 struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi baru, pemasaran dan
 tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri. Maka Pengembangan organisasi yang
 efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 1. Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas
     berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
 2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
 3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua
     satuan kerja dalam organisasi.
 4. Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
 5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi
     dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
 6. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
 Bila selama ini kita hanya mengenal oembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan
 manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara sederhana dapat
 diartikan sebagai : organisasi yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola
 pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan teknologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas
 area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.

8. Metode Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi
serta berkerja secara efektif, antar-individu maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik
yang sering digunakan berikut ini :
1. Sensitivity training, merupakan teknik OD yang pertama diperkenalkan dan dahulu paling sering digunakan
    Teknik ini sering di sebut juga T-group. Dalam kelompok-kelompok T (singkatan training) yang masing-
    masing terdiri atas 6-10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan
    kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta keterampilan dalam hubungan antar-pribadi.
2. Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasan tiap individu
    dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama
    dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
3. Survey feedback, Dalam teknik survey feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuisioner yang
    dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja
    dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survey ini di umpamabalikkan pada setiap peserta, termasuk
    pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau
    lokalkarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan konstruktif.
4. Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan
    cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan
    menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
5. Intergroup activities, Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-
    kelompok. yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi.
    Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin
    timbul akibat saling ketergantungan.
6. Proses Consultation. Dalam Process consultation, konsultan OD mengamati komunikasi, pola
    pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit
    organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses
    yang telah diamatinya, serta menganjurkan tindakan koreksi.
7. Grip OD. Pendekatan grip pada pengembangan organisasi didasarkan pada konsep managerial grip
    yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan
    mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada
    aspek manusia maupun aspek produksi.
8. Third-party peacemaking. Dalam menerapkan teknik ini, konsultan OD berperan sebagai pihak ketiga
    yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk 
    memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.

9. Pengertian Kepemimpinan
 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya 
 dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya
 dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin atau praktisi. Dalam
 hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/intruksi.

10. Tipe-Tipe Kepemimpinan
 1. Tipe Kepemimpinan Demokratis
     Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada
     para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan dengan penekanan pada rasa 
     tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasamanya yang baik. kekuatan kepemimpinan 
     demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
     kelompok. Kepemimpinan demokratis mengahrgai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat
     dan sugesti bawahan.

 2. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
      Tipe kepemimpinan kharismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa
      untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
      pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
      (Supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai
      karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan Kharismatik memiliki inspirasi, kebearanian dan 
      berkeyakinan teguh pada pendiriannya sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan 
      pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
  
  3. Tipe Kepemimpinan Administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas

Sabtu, 17 Desember 2011

Bentuk, Tipe dan Struktur Organisasi (Tugas 2)

1. Tipe - Tipe Organisasi
    Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu, Organisasi Formal dan Organisasi
Informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka. Namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

1. ORGANISASI FORMAL
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan - hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran - saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas - tugas terspesifikasi bagi masing - masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status,prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasyarat lainnya terurutkan dengan baik dan terkendali, Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif tidak fleksibel.
Contoh organisasi formal adalah Perusahaan Besar, Badan - badan Pemerintah dan Universitas - Universitas
(J Winardi, 2003:9).

2. ORGANISASI INFORMAL
Keanggotaan pada organisasi - organisasi informal dapat dicapai dengan baik secara sadar maupun tidak sadar dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan  terorganisir. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
a.) Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional
anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga - keluarga tertentu.
b.) Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah tetapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat - alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai
contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

3. TIPE ORGANISASI BERDASARKAN SASARAN POKOK MEREKA
Organisasi yang di dirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal, Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarkan kriteria - kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:

1. Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.
2. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
3. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
4. Organisasi - organisasi perlindungan (protective organizations)
5. Organisasi - organisasi pemerintah (government organizations)
6. Organisasi - organisasi sosial (social organizations)


2. Bentuk - Bentuk Organisasi

      1. ORGANISASI POLITIK
Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau telibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa tersebut. Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti kelompok advokasi yang mempengaruhi perubahan kepada politisi, lembaga think tank yang mengajukan alternatif kebijakan, partai politik yang mengajukan kandidat pada pemilihan umum dan kelompok teroris yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam pengertian yang lebih luas, suatu organisasi politik dapat pula dianggap sebagai suatu sistem politik jika memiliki sistem pemerintahan yang lengkap.
Organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah tertentu oleh pemerintahan yang sah. Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk diikuti.

        2. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama - sama, manusia membentuk suatu organisasi sosial untuk mencapai suatu tujuan - tujuan tertentu yang tidak bisa dicapai sendiri.

        3. Organisasi Mahasiswa
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus Seperti BEM, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus Seperti Taekwondo, Teater, Paduan suara dll, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan Seperti Perkumpulan Mahasiswa Padang yang pada umumnya beranggotakan lintas - kampus. Sebagian organisasi mahasiswa dikampus Indonesia juga membentuk organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerjasama dan mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia, seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Diluar negeri juga terdapat organisasi berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa Indonesia.

        4. Organisasi Olahraga
Organisasi olaharaga adalah organisasi yang berisikan berbagai macam cabang olahraga

        5. Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah adalah organisasi yang dibentuka atas inisiatif siswa maupun guru disuatu sekolah, seperti
OSIS, Koperasi  Sekolah, dll. 

        6. Organisasi Negara
Organisasi negara adalah struktur goverment pemerintahan di suatu negara yang menentukkan jalannya pemerintahan dengan lancar.

3. Struktur atau Skema Organisasi
   Struktur atau Skema Organisasi adalah susunan dan hubungan - hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi, Komponen-komponen adalah tiap organisasi memiliki
ketergantungan sehingga jika suatu komponen baik. Maka akan berpengaruh pada komponen lainnya dan organisasi tersebut.

Menurut Keith Davis ada 6 bagian bentuk struktur organisasi yaitu :
 1. Bentuk Vertikal
 Dalam bentuk ini sistem organisasi terpimpin sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah digariskan
dari atas ke bawah secara vertikal. 
 2. Bentuk Mendatar atau Horizontal
 Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
 yang terendah disusun atau digariskan dari kiri ke arah kanan atau sebaliknya.

 3. Bentuk Lingkaran
 Dalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pemimpin sampai dengan satuan organisasi atau
 perjabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang lingkaran.

 4. Bentuk Setengah Lingkaran
 Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya

 5. Bentuk Elliptical
 Dalam bentuk ini, saluran wewenangya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
  yang dengan pucat Elips kearah bidang eclips

 6. Bentuk Piramid terbalik 
 Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan organisasi atau penjabat terendah dgambarkan dalam susunan berbentuk piramid terbalik.

 4. KONFLIK
    Konflik menurut saya adalah Suatu perbedaan pendapat yang terjadi karena adanya perbedaan pemikiran atau keinginan dari seseorang terhadap orang lain yang membuat itu menjadi sebuah masalah.
Misalnya : Dini dan Tina tidak ikut quiz karena mereka berdua sakit, pada saat dikampus Dosen yang tidak mereka ikuti kuisnya itu belum datang, Dini lebih berinisiatif mengajak Rina untuk menelpon/ ke sekretariat dosen untuk menanyakan dosennya masuk atau tidak sedangkan Tina berpendapat lebih baik menunggu saja di kelas karena sudah minggu terakhir belajar kemungkinan dosennya akan masuk. Contoh diatas dapat membuat menjadi suatu konflik. Sedangkan menurut pendapat umum Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri - ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan - perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan intergrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan intergrasi sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

DEFINISI KONFLIK MENURUT PARA AHLI
A. Konflik Menurut Robbin
     Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:

            1.  Pandangan Tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal
                 buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah
                 violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat
                 komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang-orang dan kegagalan
                 manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
            2.  Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View) Pandangan ini menyatakan bahwa
                 konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi.
                 konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau
                 organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu,
                 konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja
                 organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi
                 perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.
            3.  pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong suatu
                 kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif,
                 tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh
                 karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara
                 berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis dan
                 kreatif.

B. Konflik Menurut Stoner dan Freeman
    Stoner dan Freeman (1989:392) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional (Old View) dan pandangan modern (Current View) :
    
     1.  Pandangan tradisional menggangap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat
          mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk
          mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan. Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan
          manajer dalam merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai
          pihak manajemen bertugas meminimalisasikan konflik.
     2.  Pandangan modern, konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain
          struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai-nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi
          kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen
          bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama.

C. Konflik Menurut Myers
     Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner & Freeman, konflik dipahami berdasarkan 2 sudut pandang, yaitu : tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234)

     1.  Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari.
          Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya
          suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas,
          dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti
          akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang dikelompok atau organisasi itu sehingga akan
          menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik
          haruslah dihindari.

     2.  Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik merupakan
          sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang
          menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana cara menanganinya
          secara tepat agar tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi.


5. Jenis dan Sumber Konflik
1. Ada 5 jenis konflik dalam dunia organisasi :
    a.)  Konflik dalam diri individu. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua
          keinginan yang tidak mungkin di penuhi sekaligus.
    b.)  Konflik antar individu. dalam organisasi yang sama karena pertentangan kepentingan atau keinginan.
          Hal ini sering terjadi anatara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain
    c.)  Konflik antar individu dan kelompok. Seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi
          tekanan - tekanan untuk mecapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
          mereka.
    d.)  Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak
          terjadi di dalam organisasi. Konflik antara lini dan staf, pekerja dan pekerja.
    e.)  Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.

2. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KONFLIK
    Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul
    secara umum biasanya terjadi karena dibawah ini :
    
    1.  Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
    2.  Saling ketergantungan tugas.
    3.  Ketergantungan satu arah.
    4.  Ketidakpuasa, perasaan ketidakadilan.
    5.  Distori komunikasi
    6.  Tidak ada pedoman.
    7.  Aturan yang kurang jelas.
    8.  Kurang transparannya beberapa hal.


6. Strategi Penyelesaian Konflik
     Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak
      kerjasama dan tegas atau tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5
      macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
     
     1. Kompetisi
      Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain.
         Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
   2. Akomodasi
      Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan
         keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri.
         Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
    3. Sharing 
      Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu
         pihak memberi dan yang 1 lain menerima sesuatu. kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap,
         tetapi memuaskan.
    4. Kolaborasi  
     Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan
       pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
   5.  Penghindaran
        Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaan ini menggambarkan penarikan
        kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

  INTERAKSI WIN-WIN
  
  Berfikir Menang-Menang merupakan sikap hidup, suatu kerangka berfikir yang menyatakan : "Saya dapat
  menang, dan demikian juga Anda, kita bisa menang". Berpikir Menang-Menang merupakan dasar untuk
  dapat hidup berdampingan dengan orang lain. Berfikir Menang-Menang dimulai dengan kepercayaan
  bahwa kita adalah setara, tidak ada yang dibawah ataupun di atas orang lain. Hidup bukanlah kompetisi.    
  Mungkin kita memang menjumpai bahwa dunia bisnis, sekolah, keluarga, olahraga adalah dunia yang penuh
  kompetisi, tetapi sebenarnya kita sendirilah yang menciptakan dunia kompetisi. Hidup sebenarnya adalah
  relasi denga orang lain. Berfikir Menang-Menang bukanlah berfikir tentang Menang-Kalah, Kalah-Menang,
  atau pun Kalah-Kalah.
  1. Win-Lose (Menang-Kalah).
      Paradigma ini mengatakan jika "saya menang, anda kalah". Dalam gaya ini seseorang cenderung
      menggunakan kekuasaan, jabatan, mandat, barang milik, atau kepribadian untuk mendapatkan apa yang
      diinginkan dengan mengorbankan orang lain. Dengan paradigma ini seseorang akan merasa berarti jika ia
      bisa menang dan orang lain kalah. Ia akan merasa terancam dan iri jika orang lain menang sebab ia
      berpikir jika orang lain menang pasti dirinya kalah. Jika menang pun sebenarnya ia diliputi rasa bersalah
      karena ia menganggap kemenangannya pasti mengorbankan orang lain. Pihak yang kalah pun akan
      menyimpan rasa kecewa, sakit hati, dan merasa diabaikan.
      Sikap Menang-Kalah dapat muncul dalam bentuk :
      1.  Menggunakan orang lain, baik secara emosional atau pun fisik, untuk kepentingan diri.
      2.  Mencoba untuk berada di atas orang lain.
      3.  Menjelek-jelekkan orang lain supaya diri sendiri nampak baik.
      4.  Selalu mencoba memaksakan kehendak tanpa memperhatikan perasaan orang lain.
      5.  Iri dan dengki ketika orang lain berhasil.
 2. Lose-Win (Kalah-Menang).
     Dalam gaya ini seseorang tidak mempunyai tuntutan, visi, dan harapan. Ia cenderung cepat
     menyenangkan atau memenuhi tuntutan orang lain. Mereka mencari kekuatan dari popularitas atau
     penerimaan. Karena paradigma ini lebih banyak memetingkan popularitas dan penerimaan maka menang
     bukan yang utama. Akibatnya banyak perasaan yang terpendam dan tidak terungkapkan sehingga akan
     menyebabkan penyakit psikosomatik seperti sesak napas, saraf, gangguan sistem peredaran darah yang
     merupakan perwujudan dari kekecawaan dan kemarahan yang mendalam.
 3. Lose-Lose (Kalah-Kalah)
     Biasanya terjadi jika orang yang bertemu sama-sama punya paradigma Menang-Kalah. Karena
     keduanya tidak bisa bernegosiasi secara sehat, maka mereka berprinsip jika tidak ada yang menang,
     lebih baik semuanya kalah. Mereka berpusat pada musuh, yang ada hanya perasaan dendam tanpa
     menyadari jika orang lain kalah dan dirinya kalah sama saja dengan bunuh diri.
 4. Win (Menang)
     Orang bermentalitas menang tidak harus menginginkan orang lain kalah. Yang penting adalah mereka
     mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang bermentalitas menang menjadi egois dan akan mencapai
     tujuannya sendiri. Jika hal ini menjadi pola hidupnya maka ia tidak akan bisa akrab dengan orang lain,
     merasa kesepian, dan sulit kerjasama dalam tim.
 5. Win-Win (Menang-Menang)
     Menang-Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan bersama
     dalam semua interaksi. Menang-Menang berarti mengusahakan semua pihak merasa senang dan puas
     dengan pemecahan masalah atau keputusan yang diambil. Paradigma ini memandang kehidupan sebagai
     arena kerja sama bukan persaingan. Paradigma ini akan menimbulkan kepuasan pada kedua belah pihak
     dan akan meningkatkan kerjasama kreatif.

 7. MOTIVASI 
     Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi dan
   keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi juga merupakan suatu proses psikologi yang timbul
   di akibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang di sebut instrinsik, sedangkan faktor di luar
   diri disebut ekstrinsik.

       Faktor instrinsik merupakan kepribadian, sikap, pengalaman dan berbagai harapan yang menjangkau
   ke masa depan seperti pendidikan, Sedangkan faktor enstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber
   seperti karena pengaruh pimpinan,kolega dan faktor-faktor lain yang kompleks.

   Dalam pandangan para ahli berbeda lagi, menurut Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu
   kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan atau hasrat) yang
   yang membuat perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan.
   Jadi ada 3 kata kunci pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu :
      
       1. Kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang.
       2. Keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
       3. Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.

   Seperti juga pandangan motivasi menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan
   , dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan dan mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau
   sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang di kehendakinya. Motivasi
   paling tidak memuat 3 unsur esensial, yakni :
   
       a. Faktor pendorong atau pembangkit motif baik internal maupun eksternal
       b. Tujuan yang ingin dicapai
       c. Strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
  Jadi dapat di simpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar
   karena di dorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang
   dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai
   suatu tujuan.
  
8. Teori Motivasi
     
     Teori Motivasi tediri dari beberapa teori tentang motivasi dibawah ini, yaitu :
       
       1. Teori Abraham H Maslow (Teori Kebutuhan)
           Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H Maslow pada intinya berkisar pada pendapat
           bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
             -   Fisiologis
             -   Keamanan , Keselamatan dan Perlindungan
             -   Sosial, Kasih Sayang dan rasa dimiliki
             -   Penghargaan, Rasa hormat internal seperti harga diri dan prestasi
             -   Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia jadikan
           
           Menurut Maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, dia perlu memahami sedang ada
           di anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
           itu atau kebutuhan diatas tingkat dia.
       2.  Teori Motivasi X dan Y
            Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas
            berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negatif (Teori X) yang mengandaikan bahwa pada 
            kebutuhan order rendah mendominasi individu, Sedangkan positif (Teori Y) bahwa kebutuhan order
            tinggi mendominasi individu

       3.  Teori Motivasi - Higiene
            Dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut
            teori dua faktor tentang motivasi.
            Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas atau motivator iklim-iklim
            baik atau ekstrinsik-instrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor
            dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi :

                - Prestasi (Achievement)
                - Pengakuan (Recognition)
                - Tanggung Jawab (Responsibility)
                - Kemajuan (Advancement)
                - Pekerjaan itu sendiri (The Work itself)
                - Kemungkinan berkembang ( The possibility of growth)

9. Proses Pengambilan Keputusan
       Pengambilan keputusan merupakan proses yang kompleks yang memerlukan penanganan yang serius.
Secara umum, proses pengambilan keputusan meliputi tujuh langkah berikut (Gibson dkk, 1987): 

     1.  Menerapkan tujuan dan sasaran : Sebelum memulai proses pengambilan keputusan, tujuan dan
          sasaran keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. apa hasil yang harus dicapai dan apa ukuran
          pencapaian hasil tersebut.
     2.  Identifikasi persoalan : Persoalan-persoalan di seputar pengambilan keputusan harus
          diidentifikasikan dan diberi batasan agar jelas. Mengidentifikasikan dan memberi batasan persoalan ini
          harus tepat pada inti persoalannya, sehingga memerlukan upaya penggalian.
     3.  Mengembangkan alternatif : Tahap ini berisi pengidentifikasian berbagai alternatif yang
          memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang ada. Selama alternatif itu ada hubungannya
          walaupun sedikit, harus ditampung dalam tahap ini, belum ada komentar dan analisis.
     4.  Menentukan alternatif : Dalam tahap ini mulai berlangsung analisis terhadap berbagai alternatif yang
          sudah dikemukakan pada tahapan sebelumnya. Pada tahap ini juga disusun juga kriteria tentang
          alternatif yang sesuai dengan tujuan dan sasaran pengambilan keputusan. Hasil tahap ini masih
          mungkin merupakan beberapa alternatif yang dipandang layak untuk dilaksanakan.
     5.  Memilih alternatif : Beberapa alternatif yang layak tersebut diatas harus dipilih satu alternatif yang
          terbaik. pemilihan alternatif harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, keefektifan alternatif
          dalam memecahkan persoalan, kemampuan alternatif untuk mecapai tujuan dan sasaran, daya saing
          alternatif pada masa yang akan datang.
     6.  Menerapkan keputusan : Keputusan yang baik harus dilaksanakan. Keputusan itu sendiri
          merupakan abstraksi, sedangkan baik tidaknya baru dapat dilihat dari pelaksanaannya.
     7.  Pengendalian dan evaluasi : Pelaksanaan keputusan perlu pengendalian dan evaluasi untuk menjaga
          agar pelaksanaan keputusan tersebut sesuai dengan yang sudah diputuskan.

SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://blogihyas.blogspot.com/2011/03/type-atau-bentuk-organisasi-dan.html
http://dillahexclusive.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-konflik-dan-sumber-konflik.html
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/
http://www.anneahira.com/motivasi/teori-motivasi.htm
http://bandtuaku.multiply.com/journal/item/21/Proses_Pengambilan_Keputusan_dalam_Manajemen_Organisasi?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem