Mengenai Saya

Foto saya
Hidup itu Pilihan.. Antara Bahagia dan Sedih :)

Minggu, 07 Oktober 2012

Seni dan Budaya Indonesia di Mata Dunia

Bahasa indonesia adalah bahasa resmi yang selalu di gunakan antar sesama rakyat indonesia, baik dari sabang sampai merauke. Bahasa Indonesia adalah bangsa yang terkenal ramah dan santun. penutur bahasa Melayu-Indonesia adalah bangsa yang memiliki keluhuran budi dan keagungan budaya yang tinggi. Mereka tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi imperialis. Indonesia terkenal dengan berbagai macam suku nya dengan keunikan dan keragaman budaya nya masing – masing seperti solo dengan batik nya, medan dengan tari tor tor nya, bali dengan tari pendetnya dan masih banyak lagi beragam budaya dan seni di indonesia.

Seharusnya inilah cara untuk membuat indonesia bisa di kenal oleh seluruh dunia dengan selalu memperkenalkan budaya kita kepada bangsa lain ketika orang asing datang ke indonesia atau ketika kita datang ke negara lainnya. Semuanya itu berawal dari kita sendiri dulu sebagai orang asli indonesia lebih menghargai kebudayaan kita masing-masing dan melestarikan nya kebudayaan asli kita agar bisa di ingat sampai penerus kita selanjutnya. Selain itu kita bisa lebih produktif lagi untuk mempelajari agar bisa menghasilkan suatu karya yang lain untuk di lestarikan dengan kebudayaan lainnya. Bila ketika kita mendapat wewenang untuk membuat negara indonesia terutama bahasa indonesia bisa mendunia, bisa memulainya dari diri sendiri dulu ketika sudah bisa lebih mengenal dan mengerti akan kebudayaan sendiri.
Kita bisa memulai untuk memperkenalkan nya ke negara-negara yang lain dengan beberapa langkah seperti:

A.  Memperbanyak museum-museum di beberapa daerah di indonesia terutama yang sering sekali di kunjungi oleh orang asing. Sebuah museum yang tidak hanya di isi oleh bermacam-macam rumah adat atau pakaian adat saja melainkan dengan semua budaya-budaya indonesia di mulai dari sesuatu yang kecil sampai sesuatu yang besar kecuali rumah adat karena sudah ada sebelumnya.

B.    Seni dalam dunia bisnis
Banyaknya suku dan daerah di indonesia yang beraneka ragam menghasilkan banyak hasil-hasil budaya yang di lestarikan membuat kita bisa mengimporkannya ke negara-negara lain di dunia agar orang asing bisa mengenalnya dan bisa mempelajari hasil-hasil karya kita, dengan cara membuat suatu tempat yang berisikan beberapa toko ataupun tempat makan khas indonesia di setiap negara di dunia juga dengan menyuguhi berbagai macam tarian daerah setiap minggunya dan juga selalu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia ketika banyak orang asing di sana mulai berdatangan agar bisa bermanfaat untuk tidak hanya bisa mengenal berbagai macam budaya indonesia tetapi juga menikmati rasanya berada di indonesia dengan tidak hanya datang ke Indonesia saja tetapi di negeri mereka sendiri juga sudah bisa merasakan berada di indonesia.

C.    Mengikutsertakan Indonesia dalam Kebudayaan Dunia
Di sinilah kita lebih bebas mengekspresikan dan memperkenalkan di mata seluruh orang di dunia dengan banyak mengikuti beberapa festival ataupun perlombaan yang dapat membuat indonesia terkenal di mata dunia dan bisa lebih sering mempergunakan bahasa indonesia agar seluruh dunia bisa melihat bagaimana keunikan dan keragamannya budaya indonesia contoh seperti cerita di bawah ini:

Kontingen Sekolah Menengah Pertama (SMP) Labschool Kebayoran, Jakarta, yang mewakili Indonesia dalam menyemarakkan festival seni dan budaya internasional di Turki berhasil meraih kategori "The Best Performance".

"Kontingen Indonesia memperoleh dua kategori penghargaan, yakni "The Best Performance" dan "The Best Participation" dalam  "International Bodrum Folkdance Festival" di Turki," kata Afrizal Akmal dari unsur orang tua murid SMP Labschool Kebayoran kepada ANTARA Kairo, Minggu.
Penghargaan tersebut diterima kontingen Indonesia dalam acara penutupan Festival pada Sabtu (17/9) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB, katanya. 

Kontingen SMP Labschool Kebayoran yang beranggotakan 22 murid dalam festival itu menyajikan beragam pertunjukan seni dan budaya Indonesia dan selalu mendapat sambutan hangat hadirin.

Festival seni budaya yang berlangsung selama sepekan dari 13-18 September 2011 di Bodrum, kota wisata pesisir pantai Laut Mediterania, itu diikuti belasan negara.

Kontingen Indonesia itu menampilkan kebolehan mereka, antara lain, Tari Lenggang Nyai, Tari Giring-Giring, Tari Saman dan Tari Piring yang diiringi oleh musik tradisional Indonesia.

"Semua tarian itu mencuri perhatian publik, terlebih lagi Tari Saman yang energik disambut hangat penonton dengan tepuk tangan meriah," tutur Afrizal.

Panitia festival menyatakan sangat puas dengan penampilan dari para penari dan pemusik dari Indonesia serta meminta untuk dapat melakukan pementasan tambahan di luar acara festival di kota Didim Belediyesi, sekitar 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Bodrum.

Media massa setempat juga memuat berita meriahnya penampilan kontingen Indonesia tersebut.

Bahkan, beberapa kontingen negara lain meminta kontingen Indonesia untuk memberikan pengenalan tari-tarian dan alat musik yang dibawakan dan sempat dilakukan kolaborasi dadakan secara bersama.

Kepala Sekolah SMP Labschool, Ukim Komarudin, MPd, dalam sambutan pelepasan kontingen pada 12 September, mengemukakan bahwa kegiatan tari dan musik Tradisional di sekolah yang beralamat di  Jalan KH Ahmad Dahlan No. 14, Kebayoran, Jakarta, itu merupakan salah satu aktivitas ekstra kurikuler yang sangat aktif. 

"Kegiatan penampilan tari dan musik tradisional itu selain dilakukan untuk mengisi acara-acara internal sekolah, juga di luar sekolah seperti mengisi kegiatan UNESCO, Lembaga Pertukaran Budaya dan di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Selain itu, mereka ikut pula kejuaraan tari di Jakarta dan kegiatan pertukaran pelajar, baik antar propinsi maupun dengan negara lain seperti "Sister School Program" di Sydney dan Melbourne, Australia.

Menurut Dina Bayundani, Ketua Tim Orang Tua Murid SMP Labschool Kebayoran, keikutsertaan festival di Turki ini merupakan salah satu kontribusi untuk memperkenalkan budaya seni tari dan musik Indonesia di dunia Internasional.

Disebutkan, pendanaan kontingen pimpinan Wahyudi Sumantoro ini diperoleh dari swadaya sekolah dan sumbangan dari para orang tua murid serta dukungan dari para sponsor setelah berkoodinasi dengan Instansi terkait, seperti Kementerian Budpar dan KBRI Ankara.

KBRI Ankara menyampaikan apresiasi kepada kontingen SMP Labschool Kebayoran yang telah berupaya melakukan penampilan terbaik, sehingga nama negara dan budaya Indonesia lebih dikenal oleh masyarakat Turki dan di mata dunia.
Dan di bawah ini juga ada cerita yang lebih menarik lagi dalam memperkenalkan Indonesia dengan seni dan budayanya
Tim Indonesia yang diwakili siswa-siswi Sekolah Dasar Islam Al Ikhlas, Jakarta Selatan, berhasil menjuarai even seni budaya internasional "Grandprix Folklore Festival Ribnitz yang berlangsung di Damgarten Jerman, pada 28 Juni-1 Juli 2012.

Pimpinan Gema Citra Nusantara yang juga pemimpin rombongan Indonesia, Mira Marina Arismunandar di Jakarta, Selasa mengatakan festival itu diikuti 61 negara dari seluruh dunia dimana setiap negara diperbolehkan mengirim lebih dari satu tim.

Dari seluruh peserta festival seni budaya internasional tersebut, lanjutnya, pada akhirnya menyisakan enam negara finalis yaitu, China, Ukraina, Jerman, Hungaria, Turki, dan Indonesia.

"Prestasi ini merupakan hasil karya seluruh murid yang berjuang untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional," katanya.

Menurut dia sebagai penghargaan bagi tim Merah Putih yang meraih juara I, tahun depan tim Indonesia yang diwakili oleh siswa-siswi SD Islam Al Ikhlas, ditetapkan menjadi peserta pada 2013.

"Jadi, tahun depan kami akan berjuang lagi di Jerman. Dan kami berharap, bisa mendapat prestasi yang lebih baik lagi," katanya.

Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jerman memberikan dukungan penuh atas keberhasilan Indonesia meraih prestasi internasional tersebut.

Bahkan KBRI di Jerman juga memfasilitasi tim Indonesia yang diwakili oleh salah satu anggota tim Rucita Samara Jetta (11 tahun), untuk diterima oleh Walikota Hamburg Jerman Andreas Thiede.

"Duta Besar Indonesia di Jerman menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim Indonesia yang berhasil menjadi Juara I pada festival itu. Dan kalau diberi kesempatan kembali tahun depan, saya ingin kembali mengukir prestasi terbaik ini bagi nama Indonesia," jelas Rucita saat dikonfirmasi.
Dari bahasan di atas ini saja kita sudah melihat sejauh apa perkembangan seni dan budaya di luar negeri, itu sangat membuat kita bangga tentunya. Maka dari itu menurut saya dengan cara seperti itulah juga bisa membuat negara kita terutama Bahasa Indonesia bisa lebih dikenal lagi di seluruh dunia terutama dengan seni dan budayanya yang beraneka ragam itu.

D.    Konser Budaya Indonesia
Selain dengan cara mengikuti berbagai macam lomba di luar negeri untuk memperkenalkan budaya kita. Ada 1 cara lagi yang tidak hanya Indonesia bisa mengikutinya saja seperti di sebuah ajang atau perlombaan saja tetapi juga bisa sampai mempertunjukkan sebuah seni dan budaya lengkap dengan beberapa tarian daerah di suatu tempat di luar negeri yang bisa saja membuat orang asing lebih tertarik untuk mempelajari seni dan budaya kita secara langsung bisa berlangsung selama 3 hari ataupun 1 minggu.

Seperti cerita yang saya temukan di sebuah web yang dapat semakin mempopulerkan Indonesia terutama Bahasa Indonesia di luar negeri:

Malam tadi saya menjadi saksi indahnya Indonesia yang dikemas dalam ‘konser’ budaya selama 3,5 jam. National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Indonesian Culture Exhibition 2012 (ICE 2012) menginjak tahun ketujuhnya saat ini, dan kali keempat saya bisa menyaksikan kemegahannya.
ICE 2012 kali ini diselenggarakan selama 3 hari, 5-7 Maret 2012; dimana dua hari pertama digunakan untuk pameran budaya (alat musik, baju tradisinal, makanan daerah, dsb), sedangkan hari ketiga untuk pertunjukan budaya. Acara ini didukung sepenuhnya oleh NTUST, KDEI Taipei, Garuda Indonesia Airlines, yang memberikan 3 tiket PP Taipei Jakarta dan Bali untuk doorprize bagi pengunjung, Indonesian Overseas Chinese Association (IOCA), majalah Indonesia di Taiwan, dan beberapa toko Indonesia di Taiwan. Jumlah total pengunjung mencapai 1200 orang, termasuk anak-anak dari Gongguan Kindergarten.
Malam tadi, di acara yang dimulai pukul 7 malam (waktu Taiwan), presiden NTUST, Professor Shi-Shuenn Chen bahkan mengawali pidato pembukaannya dengan “Indonesian students, you make us proud”, disusul dengan “Yinni xuesheng, wo ai nimen” (Indonesian students, I love you all). Tidak hanya karena pementasan budaya yang setiap tahunnya selalu mengundang ratusan pengunjung, juga karena prestasi mahasiswa Indonesia yang konsisten, termasuk terpilihnya beberapa mahasiswa Indonesia sebagai satu dari 10 NTUST Outstanding Youth, 10 mahasiswa (dari 10.000+ mahasiswa NTUST) yang bisa dijadikan role model untuk mahasiswa lain.
Hal senada juga diungkapkan Professor Chia-Fen Chi dan Professor Alicia D. Lloyd dari NTUST Office of International Affair, kantor yang selama ini selalu memberikan dukungan penuh pada mahasiswa internasional. Professor Lloyd yang selalu menyaksikan ICE setiap tahunnya mengatakan bahwa selalu ada kejutan di setiap tahun. Professor Chi berbisik pada saya saat acara berlangsung, “I can’t afford to miss tonight’s performance”.
Bapah Suhirto selaku Wakil Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI Taipei) menggarisbawahi kerjasama antara Indonesia dan Taiwan yang semakin berkembang. Baik dalam bidang ketenagakerjaan (lebih dari 170 ribu WNI bekerja di Taiwan), perdagangan, dan juga pendidikan, yang ditandai dengan semakin banyaknya pelajar dan mahasiswa Indonesia yang menjadikan Taiwan sebagai negara tujuan belajar.
Malam pertunjukan budaya dikemas dalam rangkuman perjalanan Mahapatih Gajah Mada dalam menyatukan Nusantara. Berbagai tarian, mulai dari Tari Tempurung yang dibawakan oleh IOCA, Saman, Jathilan, Yamko Rambe Yamko, Kayau, Kecak, juga pencak silat; ditampilkan bergantian dan disesuaikan dengan perjalanan Gajah Mada. Selain dua tarian yang dikoreografi oleh Danang Pamungkas dan Dewi Galuh Sinta Sari, beberapa tarian juga dikoreografi sendiri oleh mahasiswa Indonesia di NTUST. Lagu-lagu daerah dan nasional juga dinyanyikan oleh paduan suara mahasiswa Indonesia. Untuk pertama kalinya, ICE tahun ini memiliki theme song, We Are Proud Student of Indonesia, yang diciptakan sendiri oleh mahasiswa Indonesia, Elisa Melati Putri. Lebih dari 100 mahasiswa Indonesia tampil malam tadi, dan jumlah penonton pun mencapai lebih dari 500 orang, sampai panitia harus menutup auditorium karena tidak bisa lagi menampung penonton yang membludak.
Tepuk tangan meriah tidak putus-putusnya diberikan penonton di sela-sela acara. Tari Saman dengan tempo gerakan yang sangat cepat dan memukau, juga dengan tari Kecak yang menimbulkan kesan mistis. Tidak ketinggalan tari Kayau kreasi Dewi Galuh Sinta Sari yang juga mengundang decak kagum penonton. Selain mahasiswa lokal Taiwan (dari NTUST atau dari kampus lain), banyak juga mahasiswa dari negara lain yang hadir. Dua tiket pesawat Taipei-Jakarta dimenangkan oleh mahasiswa lokal Taiwan, sedangkan tiket pesawat Taipei-Bali dimenangkan oleh seorang mahasiswa asal Kolombia.  Kemeriahan acara ini juga sempat dimuat di situs berita lokal Yahoo Taiwan.
Animo pengunjung sangat besar, banyak dari mereka yang menyatakan berkeinginan untuk berkunjung ke Indonesia dan menyaksikan langsung indahnya alam Indonesia dan budayanya yang beragam.
Malam ini saya bangga menjadi bagian dari kerja keras dan pertunjukan yang mengagumkan ini. Lebih bangga lagi karena apresiasi tinggi yang ditunjukkan oleh masyarakat Taiwan pada budaya Indonesia.

E.     Rumah Budaya Indonesia
Membuat Rumah Budaya Indonesia atau di sebut juga Rumah adat khas daerah-daerah Indonesia di luar negeri. Fungsinya agar dapat mengenalkan dan mengomunikasikan budaya Indonesia di mancanegara dan agar menghindari beberapa berita belakangan ini yang membuat Budaya khas Indonesia seakan-akan bisa di jiplak dengan mudahnya oleh negara-negara yang lain agar tidak adanya lagi terjadi hal seperti itu. Rumah Budaya Indonesia ini akan di isi oleh beberapa Rumah Adat Khas Indonesia dan juga beberapa baju adat, buku-buku dan lain-lain sama halnya seperti di Indonesia tetapi di Indonesia tetap lebih lengkap, Di luar negeri itu hanya sedikit memperkenalkan dan bisa di pelajari mereka. Sama seperti yang di lakukan oleh orang asing Misalnya, di Yogyakarta ada Lembaga Indonesia-Prancis (LIP). Maksud dari lembaga-lembaga kebudayaan asing itu sebagai wujud kehadiran budaya asing di Indonesia. Karena itu, jika Indonesia yang merasa memiliki aneka ragam dan kaya akan berbagai jenis kebudayaan itu ingin dikenal di luar negari, harus dikomunikasikan.
Dengan demikian itulah beberapa cara yang bisa saya terapkan bila ingin Indonesia terutama Bahasa Indonesia semakin di kenal di dunia dan bisa menjadi Bahasa Internasional dengan banyak memperkenalkan seni dan budaya di Indonesia ini yang beraneka ragam dan berciri khas yang berbeda. Dari saya mudah-mudahan beberapa cara ini dapat di terapkan agar Indonesia semakin membanggakan di mancanegara.

Sumber:
http://livebeta.kaskus.co.id/thread/000000000000000015272097/
http://www.antarakl.com/index.php/pendidikan/656-indonesia-raih-qthe-best-performanceq-festival-turki
http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/03/08/ice-2012-konser-budaya-indonesia/
http://musicbandung.tumblr.com/post/14447404925/pemerintah-berencana-membangun-rumah-budaya-indonesia

Bahasa Indonesia Pemersatu Bangsa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bangsa yang terkenal ramah dan santun. penutur bahasa Melayu-Indonesia adalah bangsa yang memiliki keluhuran budi dan keagungan budaya yang tinggi. Mereka tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi imperialis. Bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peran terlihat di dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai wilayah tanah air Indonesia. Komunikasi perhubungan pada berbagai kegiatan masyarakat telah memanfaatkan bahasa Indonesia di samping bahasa daerah sebagai wahana untuk membangun kesepahaman, kesepakatan dan persepsi yang memungkinkan terjadinya kelancaran pembangunan masyarakat di berbagai bidang Bahasa Indonesia sebagai milik bangsa, dalam perkembangan dari waktu ke waktu telah teruji keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuan rakyat Indonesia maupun sebagai bahasa resmi negara. Adanya masalah dan kecurangan yang mengancam kerukunan dan kesatuan bangsa Indonesia bukanlah dari bahasa Indonesia yang kita miliki melainkan bersumber dari beberapa hal lain terutama dalam bidang krisis ekonomi, hukum, dan politik, serta pengaruh globalisasi.

Bahasa Indonesia hingga kini menjadi pemersatu bangsa yang belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah. Dengan demikian bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam memajukan pembangunan masyarakat di dalam berbagai aspek kehidupan.
Banyak hal yang perlu juga untuk meningkatkan kualitas bahasa Indonesia agar tetap di kembangkan sampai generasi selanjutnya bermula dari bagian pemerintahan pusat sendiri dalam meningkatkan kualitas bahasa Indonesia dengan berupa menyajikan penyediaan standar, pedoman, fasilitas dan bimbingan dalam rangka pengembangan bahasa dan sastra. Sedangkan untuk meningkatkan kajian sejarah dan nilai tradisional serta pengembangan bahasa dan budaya daerah merupakan bagian tugas bagian provinsi sendiri untuk membantu mengembangkan di bagian yang lain.
Oleh karena bahasa dan sastra daerah pada dasarnya berkembang dari masyarakat di desa-desa, kampung-kampung serta kelompok masyarakat tradisional yang secara wilayah berada dalam sekitar kabupaten/kota, maka di mulai dari kabupaten/kota dilakukan kegiatan operasional pengembangan bahasa dan sastra daerah sendiri. Di tingkat nasional sudah ada Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang mendapat amanat dari pemerintah untuk melakukan perencanaan bahasa. Pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk lembaga perpanjangan penyelenggaraan Pusat Bahasa berupa balai atau kantor bahasa yang berfungsi untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra. Penyelenggaraan kegiatan pada lembaga bahasa di tingkat provinsi/kabupaten ini terkait langsung dengan rangkaian penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan yang diwujudkan melalui sistem otonomi daerah memberikan peluang dan tantangan bagi upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.
Bahasa mengalami perubahan sejalan dengan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat penuturnya. Bahasa digunakan sebagai sarana ekspresi dan komunikasi dalam kegiatan kehidupan manusia, seperti dalam bidang kebudayaan, ilmu, dan teknologi. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan dan ilmu serta teknologi berkembang sedemikian rupa. Bahasa Indonesia pun berkembang mengikuti perkembangan tersebut.
Pesatnya perkembangan kebudayaan, ilmu dan teknologi di dunia Barat membawa pengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia, khususnya di bidang kosakata/ peristilahan. Di samping itu, luas wilayah pemakaian (tersebar dipulau-pulau yang secara geografis terpisahkan dengan oleh laut) dan besarnya jumlah penutur yang berlatar belakang (bahasa daerah dan kebudayaannya), memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan di tiap-tiap daerah yang lama kelamaan akan berkembang menjadi dialek tersendiri. Oleh karena itu, perlu diadakan kontak terus menerus antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya untuk menjaga keutuhan bahasa Indonesia.
Perkembangan bahasa Indonesia itu harus diarahkan menuju ragam bahasa baku. Selanjutnya, ada beberapa dasar pembinaan bahasa Indonesia yang diharapkan memberikan semangat dan motivasi tinggi dalam membina dan mengembangkan bahaasa Indonesia. Landasan tersebut bersifat keagamaan (religius), kesejarahan (historis, politis), kecendekian (intelektual), bersifat kemasyarakatan (sosial). Dengan landasan tersebut, pembinaan bahasa Indonesia yang dilakukan pada era otonomi daerah menjadi kuat, tidak tergoyahkan oleh kondisi yang bersifat memecah-belah, dan dapat dijadikan referensi dalam menjaga kesatuan dan persatuan demi keutuhan bangsaIndonesia.
Landasan yang bersifat keagamaan adalah bahwa bahasa Indonesia itu karunia Tuhan yang harus kita syukuri. Membina dan mengembangkan bahasa Indonesia berarti mensyukuri nikmat karunia Tuhan. Sebaliknya, mengabaikan pemeliharaan bahasa Indonesia adalah sama dengan tidak mensyukuri karunia Tuhan. Landasan kedua bersifat kesejarahan, yaitu bahasa Indonesia merupakan amanat para pejuang atau pahlawan bangsa. Butir ke-3 Sumpah pemuda tahun, 1928 menyatakan bahwa Kami putra-putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa Persatuan, bahasa Indonesia. Demikian pula Pasal 36 UUD 1945 menyatakan bahwa Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia. Generasi penerus harus mengamalkan amanat itu. Menghargai bahasa Indonesia dengan jalan “menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam suasana resmi” berarti mengamalkan amanat para pahlawan tersebut.
Dasar berikutnya adalah landasan kecendekiaan. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mampu mengembangkan konsep, mutu, dan dan keilmiahan, karena dikembangkan oleh intelektualisme para orang-orang terpelajar, bukan awam. Kemampuan intelektual orang terpelajar jauh lebih tinggi daripada orang awam. Pengalaman intelektual mereka pun jauh lebih banyak daripada orang awam. Atas dasar itu, bahasa Indonesia orang terpelajar harus lebih bermutu daripada orang awam. Bahasa Indonesia beragam. Dasar ini juga merupakan landasan dalam pembinaan bahasa Indonesia, karena secara sosial, penutur bahasa Indonesia berasal dari berbagai strata dan kelompok masyarakat. Ragam bahasa Indonesia di antaranya: ragam baku, nonbaku, ragam ilmiah, dan ragam lainnya. Fokus dan Arah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia
Pada prinsipnya, pembinaan dan pengembangan bahasa adalah upaya dan penyelenggaraan kegiatan yang ditujukan untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan pengajaran bahasa asing. ini supaya dapat memenuhi fungsi dan kedudukannya. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia difokuskan melalui usaha-usaha pembakuan agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat dan efisien dalam berkomunikasi. Karena itu perlu diciptakannya kaidah atau aturan dalam bidang ejaan, kosakata/istilah, dan tata bahasa. Dalam usaha pembinaan bahasa Indonesia perlu diarahkan dan didahulukan pada bahasa Indonesia ragam tulis karena coraknya lebih tetap dan batas cakupannya lebih jelas. Di samping itu, pembakuan lafal perlu dilakukan sebagai pegangan guru, penyiar televisi/radio dan masyarakat luas. Untuk kepentingan praktis, telah diambil sikap bahwa: (1) pembinaan terutama difokuskan kepada penuturnya, yaitu masyarakat pemakai bahasa Indonesia dan (2) pengembangan terutama difokuskan kepada bahasa dalam segala aspeknya. Pembinaan dan pengembangan bahasa mencakup dua arah, yaitu:
(a) pengembangan bahasa mencakup dua masalah pokok (masalah bahasa dan masalah kemampuan/sikap)
(b) pembinaan yang mencakup dua arah (masyarakat luas dan generasi muda).
Pengembangan aspek bahasa meliputi ragam bahasa lisan dan bahasa tulisan. Ragam bahasa lisan mencakup lafal, tata bahasa, dan kosakata/istilah, dan ejaan. Dalam ragam bahasa tulis yang digarap lebih dahulu adalah ejaan, dengan peresmian penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan oleh Presiden Republik Indonesia tahun 1972. Kemudian, disusul dengan usaha pembakuan di bidang kosakata/istilah yang pemakaiannya diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975. Di samping itu, dilakukan pula pengolahan kembali Kamus Umum Bahas Indonesia karangan M.J.S. Poewadarminta oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang terbit mulai cetakan V tahun 1976. Kemudian, pada tahun 1988 terbit Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan disempurnakan dalam edisi kedua yang terbit pertama tahun 1991. Usaha pembakuan dalam bidang tata bahasa secara resmi telah dirintis dengan diadakannya Seminar Penyusunan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1988.
Dalam hal pengembangan kemampuan dan sikap, telah ditempatkan dasar yang kuat, yaitu dicantumkannya di dalam GBHN bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa dilakukan dengan mewajibkan peningkatan mutu pengguna bahasa Indonesia sehingga penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Di samping itu, telah dan terus dilakukan pengembangan kemampuan dan sikap positif pemakai bahasa Indonesia dengan media televisi dan radio. Ada pula upaya penyuluhan kebahasaan secara langsung bagi para pelaku ekonomi dan pembangunan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, di berbagai propinsi.
Berawal dari pembinaan kepada generasi muda, termasuk pelajar dan mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa. Seterusnya dengan pembinaan kepada generasi sekarang, yaitu masyarakat luas tanpa generasi muda. Pada masyarakat generasi sekarang diutamakan pembinaan ragam bahasa tulis, karena merekalah yang akan mewariskan penggunaan bahasa yang baik dan benar kepada generasi penerusnya.
Berdasarkan bahasan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa pada era sekarang ini meliputi usaha pengembangan bahasa (yang salah satu sasarannya berupa pembakuan bahasa) dan usaha meningkatkan kemampuan dan sikap penutur bahasa Indonesia agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Beberapa masalah pada pembinaan Bahasa Indonesia sudah lama dilakukan, bahkan sejak zaman Pejangga Baru (1933). Tetapi, sampai sekarang masih banyak kendala yang dihadapi dan dialami, khususnya di era sekarang ini. Masalah utama adalah persoalan sikap terhadap pembinaan bahasa Indonesia. Ada sebagian masyarakat pengguna bahasa Indonesia yang meremehkan bahasa Indonesia. Sikap mereka terhadap pembinaan bahasa Indonesia acuh tak acuh. Mereka menilai:
(1) Pelaksanaan pembinaan bahasa Indonesia kurang menarik
(2) Hasilnya kurang nyata
(3) Bahasa Indonesia dianggap mudah.
Karena dianggap mudah, orang Indonesia tidak perlu mempelajari bahasa Indonesia. Persoalan sikap tersebut semakin menjadi masalah, karena sikap negatif itu bukan berasal dari kelompok yang tidak mengerti, melainkan kelompok cendekiawan atau yang terpelajar. Mereka itu sebagian adalah pelaku utama dan pemegang peranan penting dalam roda otonomi daerah Jika orang awam bersikap negatif terhadap bahasa Indonesia, itu dapat dipahami. Tetapi, jika orang terpelajar bersikap seperti orang awam itu, tampaknya tidak berterima. Masalahnya, orang awam berbeda dengan orang terpelajar. Orang awam tidak banyak berkaitan dengan dunia pemikiran. Kegiatannya terbatas pada memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan seorang terpelajar berkaitan erat dengan dunia pemikiran. Karena orang terpelajar pencetus konsep, perencana kegiatan, dan pembuat kebijakan, orang terpelajar selalu bergulat dengan masalah mutu sumberdaya manusia. Dalam pergulatan itulah bahasa Indonesia tampil sebagai piranti yang penting karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yaitu bahasa negara.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dipahami bahwa orang terpelajar (kita semua) pada hakikatnya berkepentingan dengan pembinaan bahasa Indonesia. Bahkan orang terpelajar dengan sendirinya menjadi pembina Bahasa Indonesia. Sebabnya, orang terpelajar terlibat dalam dunia pemikiran. Sebab lain, orang terpelajar sering terlibat dalam suasana resmi, suasana kenegaraan, dan yang terakhir, orang terpelajar berpengaruh kuat terhadap orang lain (anak buah atau bawahan).
Alasan tersebut di atas yang menjadikan kelompok terpelajar. kita semua, harus berperan sebagai pembina bahasa Indonesia. Konsekuensi logisnya adalah mau tak mau, kita haruslah menjadi contoh, teladan, anutan, model bagi orang lain. Setidaknya, bahasa Indonesia kita harus bermutu. Apakah bahasa Indonesia yang bermutu itu? Bahasa Indonesia yang bermutu ialah bahasa Indonesia yang bersih dari kesalahan, baik kesalahan kaidah, kesalahan logika, maupun kesalahan budaya. Kesalahan kaidah sudah sering dibahas. Jadi pembicaraannya tidak perlu untuk sementara. Kesalahan logika tampak pada penggunaan pola seperti: “Dalam seminar itu membicarakan masalah pengentasan kemiskinan”. “Beberapa seniman diberikan penghargaan”, dan yang lain. Kesalahan budaya terlihat pada penggunaan kata-kata asing seperti oke, sorry, point, complain, no comment, morning, dan yang lain. Begitu pula penggunaan pola-pola seperti: “tujuan daripada pembangunan”, “banyak teori-teori”, “tidak masalah”, dan yang lain. Itulah yang selalu membuat bahasa Indonesia terlihat tidak penting di mata sebagian orang terpelajar itu sendiri.
Padahal Bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peran tampak di dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai wilayah tanah air Indonesia. Komunikasi perhubungan pada berbagai kegiatan masyarakat telah memanfaatkan bahasa Indonesia di samping bahasa daerah sebagai wahana dan piranti untuk membangun kesepahaman, kesepakatan dan persepsi yang memungkinkan terjadinya kelancaran pembangunan masyarakat di berbagai bidang Bahasa Indonesia sebagai milik bangsa, dalam perkembangan dari waktu ke waktu telah teruji keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai resmi negara.
Adanya gejolak dan ketakutan yang mengancam kerukunan dan kesatuan bangsa Indonesia bukanlah dari bahasa persatuannya, bahasa Indonesia yang dimilikinya, melainkan bersumber dari krisis mutidimensional terutama krisis ekonomi, hukum, dan politik, serta pengaruh globalisasi. Justru, bahasa Indonesia hingga kini menjadi suatu kekuatan pemersatu bangsa yang belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah.
Dengan demikian bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah memiliki peran penting di dalam memajukan pembangunan masyarakat di dalam berbagai aspek kehidupan. Peran bahasa Indonesia dan bahasa daerah semakin penting di zaman modern seperti sekarang ini. Justru bahasa Indonesia ini di butuhkan atau untuk di ingat kembali beberapa caranya agar bisa berbahasa indonesia yang baik dan benar agar tidak terpengaruh akan budaya asing untuk itu di mulai dari hal kecil seperti Penyelenggaraan otonomi daerah yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, agar mendorong dan menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah. Hal ini tercermin dari kewenangan-kewenangan yang telah diserahkan ke daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata, dan tanggung jawab. Dengan prinsip tersebut diharapkan dapat mengakselarasi pencapaian tujuan yang telah direncanakan dalam pembangunan masyarakat.

Sumber: 
 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/peranan-bahasa-indonesia-2/
http://www.scribd.com/doc/58973357/Fungsi-Dan-Peran-Bahasa-Indonesia-Dalam-Pembangunan-Bangsa