1. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'.
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara
sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu
dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).
Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi
pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif, komunikasi bertujuan atau komunikasi tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat di pahami oleh pihak lain. Akan tetapi komunikasi akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
2. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
Dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi karena merupakan suatu bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan pernah terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam komunikasi itu memiliki hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Unsur-unsur komunikasi yaitu:
1. Komunikator / pengirim / sender. Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada
komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok atau organisasi pengirim berita. Komunikator
bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang cocok untuk
menyampaikan pesan tersebut, dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik.
Untuk itu seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan
dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara
menyampaikannya.
2. Komunikan / penerima / receiver. Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh
komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti
isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan umpan balik
kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara
sempurna.
3. Saluran / media / channel. Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator
kepada komunikan dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran
atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda
seperti telepon, televisi, fax, fotocopy, email, sandi morse, semaphore, sms, dan sebagainya.
Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan
(Wursanto, 1994).
3. Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi
Suatu hubungan komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi sangat penting dan dibutuhkan
karena dengan adanya komunikasi maka kita sebagai manusia bisa berhubungan dengan orang lain dan saling
bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan kita maupun seseorang dalam bekerja atau menjalani
kehidupan sehari - harinya.
Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antara atasan bawahan perlu membicarakan komunikasi secara lebih terperinci dan mendalam mengenai pekerjaan yang dijalani. Dalam hal ini, perlu ada yang menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi yang harus di pertimbangkan terlebih dahulu, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil dan yang akan dilakukan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi. Disisi lain, akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang agak sulit dijalankan. Berikut ini merupakan tahapannya :
1. IDE (gagasan) : Pengirim
2. PERUMUSAN : Ide si Pengirim disampaikan dalam kata-kata.
3. PENYALURAN (transmitting) : Lisan, tertulis, mempergunakan symbol atau isyarat.
4. TINDAKAN : Perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
5. PENGERTIAN : Kata-kata si Pengirim yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si Penerima.
6. PENERIMAAN : Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Dalam membina kerjasama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi. Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya karena dalam akhir dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi.
4. Hambatan-Hambatan Komunikasi
Banyak hambatan-hambatan yang kita lalui pada saat berkomunikasi, yaitu :
1. Mendengar
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada disekeliling
kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang
ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan
informasi suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak
sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran diantara
pengirim dan si penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai
dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda
bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau
satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten
Gerak gerik ketika kita berkomunikasi - tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita
pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita, mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi apapun seperti berita atau
informasi yang diberikan. Tidak akan diterima dan ditanggapi.
8. Gangguan
Gangguan itu berbagai macam hal bisa tiba-tiba kita kehilangan sinyal pada saat berkomunikasi jarak
jauh atau tiba-tiba ada kecelakaan yang menimpa kita dan sebagainya.
5. Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi
1. Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunikasi dapat memberikan timbal
balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.
b. Komunikasi Tertulis
Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan merasa
kesulitan dalam memahami maksud dan tujuan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai
dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan aoa yang telah di pelajari sebelumnya, maka
ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak langsung,
artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat
memberikan suatu umpan balik secara langsung namun dengan berkembangnya teknologi saat ini,
maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun umpan balik dapat diberikan
secara cepat baik melalui telepon, email, dll.
c. Komunikasi Verbal
d. Komunikasi Non Verbal
2. Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal
a. Komunikasi Informal
- Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu
organisasi.
- Komunikasi Informal (The grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas desus atau kabar angin dari
mulut ke mulut dari satu ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa
dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan.
- Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini
untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai
mengakibatkan timbulnya desas desus yang meresahkan karyawan)
1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa :
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan
kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur
dengan baik , tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.
c. Intonasi suara. akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya
bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan
hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor. dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa
dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik
dan psikis harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada
pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti
bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau
memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi non Verbal
Komunikasi non Verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Eskpresi Wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana
emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata
selama berinteraksi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya
dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada
komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional,
kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan
ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan mereflesikan emosi, konsep diri, dan tingkat
kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik napas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan
pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk
komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian
total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukkan kaki atau menggerakkan tangan selama bicara
menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
6. Faktor - Faktor Perubahan Organisasi
A. Perubahan Organisasi
Terjadi perubahan besar-besaran di dunia bisnis dari sektor komputer sampai jasa keuangan, dari sektor
telekomunikasi sampai layanan kesehatan.
Saat ini banyak organisasi sepakat bahwa kehidupan berorganisasi semakin menjadi tidak pasti, seiring
dengan langkah perusahaan yang makin terpacu dan masa depan menjadi makin sulit diprediksi. Namun
demikian semua sepakat perubahan semakin cepat terjadi.
Dunia bisnis sedang dan akan terus mengalami perubahan yang makin cepat, walau arah perubahan tidak
mudah diprediksi. Alhasil para manager dan pembuat keputusan perlu lebih memahami kemana angin
perusahaan bertiup, karena setiap waktu dapat menentukan hidup matinya perusahaan. Dengan kata lain
mereka mesti harus mampu menganalisa faktor-faktor pemicu perubahan organisasi.
1. Pemicu Perubahan dari Lingkungan
Unsur-Unsur lingkungan perusahaan
a. Pasar yang dilayani perusahaan (klien atau konsumen)
b. Pemasok
c. Lembaga Pemerintah dan Parlemen
d. Asosiasi niaga
e. Pesaing
f. Lembaga Keuangan
g. Pemasok Tenaga Kerja
h. Tingkat Pengangguran
i. Kondisi Perekonomian
j. Kemajuan Teknologi
k. Perkembangan Sistem Komputer dan Informasi
l. Perkembangan e-commerce dan penggunaan internet
Lingkungan sebuah perusahaan juga mencakup faktor-faktor pengaruh yang lebih luas lagi seperti:
a. Globalisasi
b. Reformasi Politik
c. Serikat pekerja
d. Perubahan status perusahaan dari milik negara menjadi swasta atau sebaliknya
e. Perubahan demografis dan struktur keluarga
2. Pengaruh PETS (Politik, Ekonomi, Teknologi dan Sosial)
a. PETS mempengaruhi perusahaan pada strategi, struktur dan operasi termasuk kebijakan SDM
b. PETS merupakan metafora agar kita bisa membedakan berbagai aspek lingkungan perusahaan dan
kaitan spesifikasinya dengan perusahaan sebagai pemicu perubahan.
3. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Teknologi
a. Bersumber pada sikap mengacuhkan perubahan lingkungan teknologi ( contoh : Singer, Oliveti )
b. Internet merupakan faktor terpenting dan menyentuh hampir semua aspek operasional perusahaan
c. Penggunaan internet bukannya tanpa masalah, karena staf menggunakan e-mail dan internet di tempat
kerja mencemaskan para atasan sebab pengunaan e-mail menyimpang dari pekerjaannya.
4. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Politik
a. Perubahan lingkungan politik tidak saja langsung mempengaruhi perusahaan, tetapi juga berimbas pada
perubahan lingkungan ekonomi.
b. BBM naik daya beli masyarakat rendah.
c. BBM turun akan memperngaruhi penerimaan pajak dan dampak negatifnya kemampuan pemerintah
dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan berkurang.
5. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Sosial Budaya
a. Harapan kenaikan standar hidup secara terus menerus sementara peluang pekerjaan permanen yang
aman makin langka.
b. Faktor demografis membuat berlimpahnya jumlah kamu muda memasuki pasar kerja.
c. Perubahan struktur keluarga dimana kaum perempuan juga berharap dapat meniti karier seperti layaknya
suami mereka.
Perusahaan juga dituntut meningkatkan perhatian pada aspek kreatifitas karyawan dengan melakukan
penataan sistem untuk mendorong inovasi.
6. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Ekonomi
a. Pesaing
b. Kurs mata uang
c. Pajak
d. Perijinan
e. Standar Gaji Minimum
7. Pemicu Perubahan Internal
a. Serikat buruh yang makin berpengaruh
b. Pergantian direktur atau manager
c. Perubahan struktur administrasi
d. Penataan kelompok kerja
e. Perubahan tata ruang kantor / pabrik
f. Pembelian sistem TI baru
g. Strategi pemasaran baru
h. Pemotongan lembur
i. Perampingan staf
j. Penguatan bagian tertentu seperti riset dan pengembangan
B. Respon Perusahaan terhadap Perubahan
1. Perkembangan historis yang membawa perubahan :
a. Secara umum, melalui siklus inovasi berbasis industri yang menggerakkan perusahaan melalui serentetan
perkembangan penting
b. Secara lebih spesifik, melalui daur hidup perusahaan itu sendiri, yang tercermin pada sejarah khas
perusahaan dari sejak organisasi berdiri hingga periode eskpansi dan penurunan yang berguna dalam
menjelaskan "kekhasan" strategi dan struktur, budaya, politik dan gaya kepemimpinan yang berlaku pada
perusahaan tersebut.
2. Lingkungan Eksternal
a. Lingkungan politik
b. Hukum
c. Ekonomi
d. Teknologi
e. Sosial Budaya (PETS)
3. Lingkungan Internal
Perusahaan yang mencakup perubahan-perubahan organisasi berupa respon awal terhadap perubahan
lingkungan eksternal dan temporal.
7. Ciri-Ciri Pengembangan Organisasi
Suatu strategi pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai dan
struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi baru, pemasaran dan
tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri. Maka Pengembangan organisasi yang
efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas
berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua
satuan kerja dalam organisasi.
4. Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi
dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila selama ini kita hanya mengenal oembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan
manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara sederhana dapat
diartikan sebagai : organisasi yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola
pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan teknologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas
area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
8. Metode Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi
serta berkerja secara efektif, antar-individu maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik
yang sering digunakan berikut ini :
1. Sensitivity training, merupakan teknik OD yang pertama diperkenalkan dan dahulu paling sering digunakan
Teknik ini sering di sebut juga T-group. Dalam kelompok-kelompok T (singkatan training) yang masing-
masing terdiri atas 6-10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan
kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta keterampilan dalam hubungan antar-pribadi.
2. Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasan tiap individu
dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama
dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
3. Survey feedback, Dalam teknik survey feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuisioner yang
dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja
dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survey ini di umpamabalikkan pada setiap peserta, termasuk
pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau
lokalkarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan konstruktif.
4. Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan
cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan
menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
5. Intergroup activities, Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-
kelompok. yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi.
Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin
timbul akibat saling ketergantungan.
6. Proses Consultation. Dalam Process consultation, konsultan OD mengamati komunikasi, pola
pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit
organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses
yang telah diamatinya, serta menganjurkan tindakan koreksi.
7. Grip OD. Pendekatan grip pada pengembangan organisasi didasarkan pada konsep managerial grip
yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan
mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada
aspek manusia maupun aspek produksi.
8. Third-party peacemaking. Dalam menerapkan teknik ini, konsultan OD berperan sebagai pihak ketiga
yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk
memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.
9. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya
dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin atau praktisi. Dalam
hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/intruksi.
10. Tipe-Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada
para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan dengan penekanan pada rasa
tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasamanya yang baik. kekuatan kepemimpinan
demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok. Kepemimpinan demokratis mengahrgai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat
dan sugesti bawahan.
2. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan kharismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa
untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(Supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai
karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan Kharismatik memiliki inspirasi, kebearanian dan
berkeyakinan teguh pada pendiriannya sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
3. Tipe Kepemimpinan Administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas