Mengenai Saya

Foto saya
Hidup itu Pilihan.. Antara Bahagia dan Sedih :)

Sabtu, 17 Desember 2011

Bentuk, Tipe dan Struktur Organisasi (Tugas 2)

1. Tipe - Tipe Organisasi
    Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu, Organisasi Formal dan Organisasi
Informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka. Namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

1. ORGANISASI FORMAL
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan - hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran - saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas - tugas terspesifikasi bagi masing - masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status,prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasyarat lainnya terurutkan dengan baik dan terkendali, Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif tidak fleksibel.
Contoh organisasi formal adalah Perusahaan Besar, Badan - badan Pemerintah dan Universitas - Universitas
(J Winardi, 2003:9).

2. ORGANISASI INFORMAL
Keanggotaan pada organisasi - organisasi informal dapat dicapai dengan baik secara sadar maupun tidak sadar dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan  terorganisir. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
a.) Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional
anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga - keluarga tertentu.
b.) Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah tetapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat - alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai
contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

3. TIPE ORGANISASI BERDASARKAN SASARAN POKOK MEREKA
Organisasi yang di dirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal, Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarkan kriteria - kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:

1. Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.
2. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
3. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
4. Organisasi - organisasi perlindungan (protective organizations)
5. Organisasi - organisasi pemerintah (government organizations)
6. Organisasi - organisasi sosial (social organizations)


2. Bentuk - Bentuk Organisasi

      1. ORGANISASI POLITIK
Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau telibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa tersebut. Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti kelompok advokasi yang mempengaruhi perubahan kepada politisi, lembaga think tank yang mengajukan alternatif kebijakan, partai politik yang mengajukan kandidat pada pemilihan umum dan kelompok teroris yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam pengertian yang lebih luas, suatu organisasi politik dapat pula dianggap sebagai suatu sistem politik jika memiliki sistem pemerintahan yang lengkap.
Organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah tertentu oleh pemerintahan yang sah. Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk diikuti.

        2. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama - sama, manusia membentuk suatu organisasi sosial untuk mencapai suatu tujuan - tujuan tertentu yang tidak bisa dicapai sendiri.

        3. Organisasi Mahasiswa
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus Seperti BEM, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus Seperti Taekwondo, Teater, Paduan suara dll, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan Seperti Perkumpulan Mahasiswa Padang yang pada umumnya beranggotakan lintas - kampus. Sebagian organisasi mahasiswa dikampus Indonesia juga membentuk organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerjasama dan mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia, seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Diluar negeri juga terdapat organisasi berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa Indonesia.

        4. Organisasi Olahraga
Organisasi olaharaga adalah organisasi yang berisikan berbagai macam cabang olahraga

        5. Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah adalah organisasi yang dibentuka atas inisiatif siswa maupun guru disuatu sekolah, seperti
OSIS, Koperasi  Sekolah, dll. 

        6. Organisasi Negara
Organisasi negara adalah struktur goverment pemerintahan di suatu negara yang menentukkan jalannya pemerintahan dengan lancar.

3. Struktur atau Skema Organisasi
   Struktur atau Skema Organisasi adalah susunan dan hubungan - hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi, Komponen-komponen adalah tiap organisasi memiliki
ketergantungan sehingga jika suatu komponen baik. Maka akan berpengaruh pada komponen lainnya dan organisasi tersebut.

Menurut Keith Davis ada 6 bagian bentuk struktur organisasi yaitu :
 1. Bentuk Vertikal
 Dalam bentuk ini sistem organisasi terpimpin sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah digariskan
dari atas ke bawah secara vertikal. 
 2. Bentuk Mendatar atau Horizontal
 Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
 yang terendah disusun atau digariskan dari kiri ke arah kanan atau sebaliknya.

 3. Bentuk Lingkaran
 Dalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pemimpin sampai dengan satuan organisasi atau
 perjabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang lingkaran.

 4. Bentuk Setengah Lingkaran
 Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya

 5. Bentuk Elliptical
 Dalam bentuk ini, saluran wewenangya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
  yang dengan pucat Elips kearah bidang eclips

 6. Bentuk Piramid terbalik 
 Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan organisasi atau penjabat terendah dgambarkan dalam susunan berbentuk piramid terbalik.

 4. KONFLIK
    Konflik menurut saya adalah Suatu perbedaan pendapat yang terjadi karena adanya perbedaan pemikiran atau keinginan dari seseorang terhadap orang lain yang membuat itu menjadi sebuah masalah.
Misalnya : Dini dan Tina tidak ikut quiz karena mereka berdua sakit, pada saat dikampus Dosen yang tidak mereka ikuti kuisnya itu belum datang, Dini lebih berinisiatif mengajak Rina untuk menelpon/ ke sekretariat dosen untuk menanyakan dosennya masuk atau tidak sedangkan Tina berpendapat lebih baik menunggu saja di kelas karena sudah minggu terakhir belajar kemungkinan dosennya akan masuk. Contoh diatas dapat membuat menjadi suatu konflik. Sedangkan menurut pendapat umum Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri - ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan - perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan intergrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan intergrasi sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

DEFINISI KONFLIK MENURUT PARA AHLI
A. Konflik Menurut Robbin
     Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:

            1.  Pandangan Tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal
                 buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah
                 violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat
                 komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang-orang dan kegagalan
                 manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
            2.  Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View) Pandangan ini menyatakan bahwa
                 konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi.
                 konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau
                 organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu,
                 konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja
                 organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi
                 perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.
            3.  pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong suatu
                 kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif,
                 tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh
                 karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara
                 berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis dan
                 kreatif.

B. Konflik Menurut Stoner dan Freeman
    Stoner dan Freeman (1989:392) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional (Old View) dan pandangan modern (Current View) :
    
     1.  Pandangan tradisional menggangap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat
          mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk
          mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan. Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan
          manajer dalam merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai
          pihak manajemen bertugas meminimalisasikan konflik.
     2.  Pandangan modern, konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain
          struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai-nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi
          kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen
          bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama.

C. Konflik Menurut Myers
     Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner & Freeman, konflik dipahami berdasarkan 2 sudut pandang, yaitu : tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234)

     1.  Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari.
          Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya
          suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas,
          dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti
          akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang dikelompok atau organisasi itu sehingga akan
          menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik
          haruslah dihindari.

     2.  Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik merupakan
          sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang
          menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana cara menanganinya
          secara tepat agar tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi.


5. Jenis dan Sumber Konflik
1. Ada 5 jenis konflik dalam dunia organisasi :
    a.)  Konflik dalam diri individu. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua
          keinginan yang tidak mungkin di penuhi sekaligus.
    b.)  Konflik antar individu. dalam organisasi yang sama karena pertentangan kepentingan atau keinginan.
          Hal ini sering terjadi anatara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain
    c.)  Konflik antar individu dan kelompok. Seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi
          tekanan - tekanan untuk mecapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
          mereka.
    d.)  Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak
          terjadi di dalam organisasi. Konflik antara lini dan staf, pekerja dan pekerja.
    e.)  Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.

2. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KONFLIK
    Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul
    secara umum biasanya terjadi karena dibawah ini :
    
    1.  Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
    2.  Saling ketergantungan tugas.
    3.  Ketergantungan satu arah.
    4.  Ketidakpuasa, perasaan ketidakadilan.
    5.  Distori komunikasi
    6.  Tidak ada pedoman.
    7.  Aturan yang kurang jelas.
    8.  Kurang transparannya beberapa hal.


6. Strategi Penyelesaian Konflik
     Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak
      kerjasama dan tegas atau tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5
      macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
     
     1. Kompetisi
      Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain.
         Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
   2. Akomodasi
      Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan
         keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri.
         Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
    3. Sharing 
      Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu
         pihak memberi dan yang 1 lain menerima sesuatu. kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap,
         tetapi memuaskan.
    4. Kolaborasi  
     Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan
       pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
   5.  Penghindaran
        Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaan ini menggambarkan penarikan
        kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

  INTERAKSI WIN-WIN
  
  Berfikir Menang-Menang merupakan sikap hidup, suatu kerangka berfikir yang menyatakan : "Saya dapat
  menang, dan demikian juga Anda, kita bisa menang". Berpikir Menang-Menang merupakan dasar untuk
  dapat hidup berdampingan dengan orang lain. Berfikir Menang-Menang dimulai dengan kepercayaan
  bahwa kita adalah setara, tidak ada yang dibawah ataupun di atas orang lain. Hidup bukanlah kompetisi.    
  Mungkin kita memang menjumpai bahwa dunia bisnis, sekolah, keluarga, olahraga adalah dunia yang penuh
  kompetisi, tetapi sebenarnya kita sendirilah yang menciptakan dunia kompetisi. Hidup sebenarnya adalah
  relasi denga orang lain. Berfikir Menang-Menang bukanlah berfikir tentang Menang-Kalah, Kalah-Menang,
  atau pun Kalah-Kalah.
  1. Win-Lose (Menang-Kalah).
      Paradigma ini mengatakan jika "saya menang, anda kalah". Dalam gaya ini seseorang cenderung
      menggunakan kekuasaan, jabatan, mandat, barang milik, atau kepribadian untuk mendapatkan apa yang
      diinginkan dengan mengorbankan orang lain. Dengan paradigma ini seseorang akan merasa berarti jika ia
      bisa menang dan orang lain kalah. Ia akan merasa terancam dan iri jika orang lain menang sebab ia
      berpikir jika orang lain menang pasti dirinya kalah. Jika menang pun sebenarnya ia diliputi rasa bersalah
      karena ia menganggap kemenangannya pasti mengorbankan orang lain. Pihak yang kalah pun akan
      menyimpan rasa kecewa, sakit hati, dan merasa diabaikan.
      Sikap Menang-Kalah dapat muncul dalam bentuk :
      1.  Menggunakan orang lain, baik secara emosional atau pun fisik, untuk kepentingan diri.
      2.  Mencoba untuk berada di atas orang lain.
      3.  Menjelek-jelekkan orang lain supaya diri sendiri nampak baik.
      4.  Selalu mencoba memaksakan kehendak tanpa memperhatikan perasaan orang lain.
      5.  Iri dan dengki ketika orang lain berhasil.
 2. Lose-Win (Kalah-Menang).
     Dalam gaya ini seseorang tidak mempunyai tuntutan, visi, dan harapan. Ia cenderung cepat
     menyenangkan atau memenuhi tuntutan orang lain. Mereka mencari kekuatan dari popularitas atau
     penerimaan. Karena paradigma ini lebih banyak memetingkan popularitas dan penerimaan maka menang
     bukan yang utama. Akibatnya banyak perasaan yang terpendam dan tidak terungkapkan sehingga akan
     menyebabkan penyakit psikosomatik seperti sesak napas, saraf, gangguan sistem peredaran darah yang
     merupakan perwujudan dari kekecawaan dan kemarahan yang mendalam.
 3. Lose-Lose (Kalah-Kalah)
     Biasanya terjadi jika orang yang bertemu sama-sama punya paradigma Menang-Kalah. Karena
     keduanya tidak bisa bernegosiasi secara sehat, maka mereka berprinsip jika tidak ada yang menang,
     lebih baik semuanya kalah. Mereka berpusat pada musuh, yang ada hanya perasaan dendam tanpa
     menyadari jika orang lain kalah dan dirinya kalah sama saja dengan bunuh diri.
 4. Win (Menang)
     Orang bermentalitas menang tidak harus menginginkan orang lain kalah. Yang penting adalah mereka
     mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang bermentalitas menang menjadi egois dan akan mencapai
     tujuannya sendiri. Jika hal ini menjadi pola hidupnya maka ia tidak akan bisa akrab dengan orang lain,
     merasa kesepian, dan sulit kerjasama dalam tim.
 5. Win-Win (Menang-Menang)
     Menang-Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan bersama
     dalam semua interaksi. Menang-Menang berarti mengusahakan semua pihak merasa senang dan puas
     dengan pemecahan masalah atau keputusan yang diambil. Paradigma ini memandang kehidupan sebagai
     arena kerja sama bukan persaingan. Paradigma ini akan menimbulkan kepuasan pada kedua belah pihak
     dan akan meningkatkan kerjasama kreatif.

 7. MOTIVASI 
     Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi dan
   keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi juga merupakan suatu proses psikologi yang timbul
   di akibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang di sebut instrinsik, sedangkan faktor di luar
   diri disebut ekstrinsik.

       Faktor instrinsik merupakan kepribadian, sikap, pengalaman dan berbagai harapan yang menjangkau
   ke masa depan seperti pendidikan, Sedangkan faktor enstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber
   seperti karena pengaruh pimpinan,kolega dan faktor-faktor lain yang kompleks.

   Dalam pandangan para ahli berbeda lagi, menurut Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu
   kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan atau hasrat) yang
   yang membuat perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan.
   Jadi ada 3 kata kunci pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu :
      
       1. Kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang.
       2. Keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.
       3. Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.

   Seperti juga pandangan motivasi menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan
   , dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan dan mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau
   sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang di kehendakinya. Motivasi
   paling tidak memuat 3 unsur esensial, yakni :
   
       a. Faktor pendorong atau pembangkit motif baik internal maupun eksternal
       b. Tujuan yang ingin dicapai
       c. Strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
  Jadi dapat di simpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar
   karena di dorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang
   dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai
   suatu tujuan.
  
8. Teori Motivasi
     
     Teori Motivasi tediri dari beberapa teori tentang motivasi dibawah ini, yaitu :
       
       1. Teori Abraham H Maslow (Teori Kebutuhan)
           Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H Maslow pada intinya berkisar pada pendapat
           bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
             -   Fisiologis
             -   Keamanan , Keselamatan dan Perlindungan
             -   Sosial, Kasih Sayang dan rasa dimiliki
             -   Penghargaan, Rasa hormat internal seperti harga diri dan prestasi
             -   Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia jadikan
           
           Menurut Maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, dia perlu memahami sedang ada
           di anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
           itu atau kebutuhan diatas tingkat dia.
       2.  Teori Motivasi X dan Y
            Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas
            berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negatif (Teori X) yang mengandaikan bahwa pada 
            kebutuhan order rendah mendominasi individu, Sedangkan positif (Teori Y) bahwa kebutuhan order
            tinggi mendominasi individu

       3.  Teori Motivasi - Higiene
            Dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut
            teori dua faktor tentang motivasi.
            Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas atau motivator iklim-iklim
            baik atau ekstrinsik-instrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor
            dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi :

                - Prestasi (Achievement)
                - Pengakuan (Recognition)
                - Tanggung Jawab (Responsibility)
                - Kemajuan (Advancement)
                - Pekerjaan itu sendiri (The Work itself)
                - Kemungkinan berkembang ( The possibility of growth)

9. Proses Pengambilan Keputusan
       Pengambilan keputusan merupakan proses yang kompleks yang memerlukan penanganan yang serius.
Secara umum, proses pengambilan keputusan meliputi tujuh langkah berikut (Gibson dkk, 1987): 

     1.  Menerapkan tujuan dan sasaran : Sebelum memulai proses pengambilan keputusan, tujuan dan
          sasaran keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. apa hasil yang harus dicapai dan apa ukuran
          pencapaian hasil tersebut.
     2.  Identifikasi persoalan : Persoalan-persoalan di seputar pengambilan keputusan harus
          diidentifikasikan dan diberi batasan agar jelas. Mengidentifikasikan dan memberi batasan persoalan ini
          harus tepat pada inti persoalannya, sehingga memerlukan upaya penggalian.
     3.  Mengembangkan alternatif : Tahap ini berisi pengidentifikasian berbagai alternatif yang
          memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang ada. Selama alternatif itu ada hubungannya
          walaupun sedikit, harus ditampung dalam tahap ini, belum ada komentar dan analisis.
     4.  Menentukan alternatif : Dalam tahap ini mulai berlangsung analisis terhadap berbagai alternatif yang
          sudah dikemukakan pada tahapan sebelumnya. Pada tahap ini juga disusun juga kriteria tentang
          alternatif yang sesuai dengan tujuan dan sasaran pengambilan keputusan. Hasil tahap ini masih
          mungkin merupakan beberapa alternatif yang dipandang layak untuk dilaksanakan.
     5.  Memilih alternatif : Beberapa alternatif yang layak tersebut diatas harus dipilih satu alternatif yang
          terbaik. pemilihan alternatif harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, keefektifan alternatif
          dalam memecahkan persoalan, kemampuan alternatif untuk mecapai tujuan dan sasaran, daya saing
          alternatif pada masa yang akan datang.
     6.  Menerapkan keputusan : Keputusan yang baik harus dilaksanakan. Keputusan itu sendiri
          merupakan abstraksi, sedangkan baik tidaknya baru dapat dilihat dari pelaksanaannya.
     7.  Pengendalian dan evaluasi : Pelaksanaan keputusan perlu pengendalian dan evaluasi untuk menjaga
          agar pelaksanaan keputusan tersebut sesuai dengan yang sudah diputuskan.

SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://blogihyas.blogspot.com/2011/03/type-atau-bentuk-organisasi-dan.html
http://dillahexclusive.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-konflik-dan-sumber-konflik.html
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/
http://www.anneahira.com/motivasi/teori-motivasi.htm
http://bandtuaku.multiply.com/journal/item/21/Proses_Pengambilan_Keputusan_dalam_Manajemen_Organisasi?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar